Skip to main content

Siap Mental dan Hati, Menghadapi dan Menerima "PERUBAHAN"

Saya memiliki sebuah pengalaman yang mungkin banyak diantara pembaca sekalian yang juga mengalami hal serupa. Saya memiliki seorang teman yang bisa dianggap sudah sangat dekat dan sudah saya anggap seperti kakak sendiri. Kami berada di sekolah yang sama, bahkan sampai berada di kelas yang sama selama 2 tahun berturut-turut. Susah senang kami lewati bersama dan banyak waktu kami habiskan berdua melakukan aktivitas-aktivitas mulai dari yang berfaedah sampai hal-hal yang tidak jelas sekalipun. Terkadang kami secara random akan membuat rencana untuk bertemu dan bersama berkeliling kota menggunakan motor tanpa arah dan tujuan hanya untuk menikmati suasana kota sambil berbincang.

Saat masa SMA dimana kami berada di kelas yang sama, kami menjadi semakin sering bersama, ia sering main ke rumah saya sepulang sekolah atau saya yang bermain ke rumahnya. Disana kami melakukan banyak hal seperti belajar, mengerjakan tugas, makan bersama, bermain game bersama, nonton film bersama, dan jika kondisi sedang lelah kami berdua akan tidur di kamar yang sama sampai sore orang tua kami membangunkan untuk makan malam. Kebiasaan ini terus berlanjut sampai masa SMA berakhir dan kami akhirnya bisa merasakan libur yang cukup lama sembari menunggu tanggal masuknya kuliah kami.

Mario, Luigi, Figures, Funny, Colorful, Cute, Children
Jika kami berdua sama-sama tidak ada kegiatan apa-apa selama liburan, biasanya kami akan melakukan wacana untuk touring ke suatu dataran tinggi di sekitar tempat tinggal kami menggunakan sepeda motor pastinya. Setelah masa SMA selesai kami menjadi sering sekali menjelajah bukit-bukit yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya kemudian kami banyak menemukan desa terpencil di bukit-bukit tersebut. Kami berdua memiliki selera yang sama yaitu senang berpetualang dan mengunjungi tempat-tempat baru yang belum banyak terjamah oleh manusia, tempat yang masih sejuk, banyak pohon dan tumbuhan lainnya, dan pastinya masih asri.

Tepat pukul 5 biasanya kami sudah mulai menyalakan motor kami untuk mulai melakukan apa yang sering kita sebut dengan "touring" menggunakan motor kami. Setelah pulang, biasanya kami akan mencari makanan di daerah sana dan makan bersama sebelum akhirnya kembali ke rumah kami masing-masing. Tidak jarang saat menjelang akhir pekan, teman saya ini menginap di rumah saya karena merasa bosan di rumahnya sendiri. Seperti biasa di rumah saya, dia akan melakukan hal-hal yang membosankan seperti membuka dan memainkan sosial medianya, atau mengajak bermain video game, atau menonton film sampai malam menjelang tidur.

Twins, Hugging, Brothers, Boys, Kids, Love, Little

Namun, keadaan seperti itu ternyata tidak bertahan lama. Seperti yang sudah saya duga sebelumnya, teman saya ini anaknya sedikit polos dan belum pernah merasakan yang disebut dengan "pacaran". Singkat cerita, di tengah-tengah liburan, saya diam-diam mengetahui bahwa teman saya ini sedang melakukan pendekatan dengan seorang wanita yang saya kenal. Awalnya saya ingin bertanya dan menasehatinya namun saya urungkan karena melihat mereka sedang ditahap yang sangat mesra satu dengan yang lain. Saya memahami dan hanya bisa tertawa karena menurut saya merupakan hal yang lucu saat melihat seseorang sedang berada di tahap tersebut.

Awalnya masih terlihat biasa saja dan masih tidak ada tanda-tanda akan terjadi perubahan dari diri teman saya ini. Kami masih bisa sering bertemu dan melakukan kegiatan bersama, dan selama liburan ini kami memperbanyak melakukan olah raga seperti berenang dan jalan-jalan pagi (JJP). Namun semua itu tidak bertahan lama semenjak dia mulai semakin dekat dengan perempuan tersebut. Saya berpikir bahwa mereka sudah berpacaran belum lama dan saya masih memaklumi mereka karena saya juga pernah melewati tahap awal pacaran dimana antara laki-laki dan perempuan akan menunjukkan sekali rasa ketertarikan mereka terhadap satu sama lain dan merasa dunia hanya milik berdua.

Seperti yang sudah saya deskripsikan sebelumnya bahwa mereka merasa dunia milik mereka berdua. Akhirnya apa yang saya khawatirkan selama ini benar-benar terjadi, sikapnya terhadap saya mulai berubah perlahan-lahan. Ia yang selama ini selalu ada waktu untuk saya, selalu mau menemani saya disegala sesuatu, dia yang selalu mau mendengarkan segala ocehan saya, dia yang selalu mau melakukan segala hal dengan saya, semua itu pudar begitu saja semenjak ia mengenal perempuan itu. Ia menjadi sangat susah untuk dihubungi baik itu melalui pesan singkat maupun melalui telepon sekalipun. Jika bertemu, sifatnya menjadi agak dingin dan enggan membuka pembicaraan dengan saya kecuali saya yang memulainya terlebih dahulu.

Glass, Broken, Shot, Reed, Sharp

Sampai sekarang, jarak antara saya dan teman saya ini menjadi semakin renggang dan semakin renggang walaupun kami masih berada di satu universitas yang sama dan tempat tinggal kami tidak jaraknya tidak terlalu jauh. Saya mulai merasakan ia sebagai orang asing yang tidak pernah saya kenali sebelumnya. Ia mulai semakin jarang menghubungi saya dan mengajak saya bermain atau sekedar bertemu untuk mengatakan sesuatu atau untuk mencari makan bersama. Saya mulai lost contact dengannya ditambah lagi di masa perkuliahan ini semakin banyak lagi kenalan-kenalan baru. Saya mulai melupakan keberadaannya dan mulai berkutat dengan dunia saya sendiri tanpa mempedulikannya.

Sampai pada suatu saat dimana ia mengirimkan pesan singkat kepada saya dan katanya ia membutuhkan bantuan untuk melakukan sesuatu. Saya mendengar dari banyak sumber bahwa teman saya ini sudah putus dengan pacarnya yang sangat dibanggakan melebihi apapun sampai kehilangan pertemanan dengan sahabat-sahabatnya yang sudah dibangun sejak lama. Saat ia membutuhkan saya baru dia mulai tersadar dan mulai mencoba untuk kembali berhubungan dengan saya, namun karena keegoisan saya dan karena saya sudah tidak peduli dengannya maka saya mencari berbagai alasan untuk menolak teman saya ini. Sejak saat itu kami sudah tidak pernah berhubungan lagi satu dengan yang lainnya karena ia juga sudah memiliki dunia sendiri. Biarkan ia menikmati karma yang sudah ia tanam sendiri dengan segala perbuatannya di hari-hari sebelumnya.

RENUNGKAN!!!

Mungkin bagi sebagian besar orang berpendapat bahwa ini merupakan masalah yang simple dan penuh dengan drama, terutama bagi seorang laki-laki. Namun bagi sebagian orang yang memiliki sahabat yang benar-benar dekat dan sudah bersahabat cukup lama serta sudah menganggap seperti kakak sendiri, hal seperti ini bisa menjadi masalah yang bisa dibilang cukup rumit. Move on dari sahabat yang selama ini selalu ada di saat senang dan susah dan selalu melakukan apapun bersama itu tidak semudah membalikkan telapak tangan (seperti halnya langkah setelah putus dari pacar kesayangan Anda yang sangat Anda sayangi).

Change, Arrows, Clouds, Sky, Direction, Start 

Namun kita juga perlu sadari bahwa di kehidupan ini kita akan selalu mengalami dan merasakan apa yang dimanakan dengan "perubahan". Ya, kita tidak bisa mengelak bahwa kita akan terus mengalami dan merasakan perubahan baik itu dari diri kita sendiri maupun dari lingkungan sekitar Anda sendiri. Mau tidak mau kita harus mampu menyiapkan mental dan hati kita untuk bisa menerima semuanya dan mensyukuri semuanya. Menurut saya sendiri Tuhan mempunyai rencana lain yang lebih indah hanya kita saja yang tidak tahu kapan terwujudnya rencana indah dari-Nya. Bisa jadi kehilangan sahabat seperti cerita di atas merupakan rencana-Nya agar kedepannya saya bisa mencari teman lebih banyak dan tidak terjerumus bersama dia yang sekarang menjadi pribadi yang berbeda dimana pergaulannya menjadi rusak, ia mulai berani untuk mabuk-mabukan dan merokok bersama teman-temannya. Saya mensyukuri itu karena jika tidak mungkin sekarang saya sudah bersama gerombolannya dan saya ikut terjerumus ke dunia gelapnya. Dan last but not least, jangan terlalu banyak mengurusi masa lalu karena yang paling penting adalah hidup Anda di hari ini! Hidup Anda di Hari inilah yang menentukan akan menjadi seperti apa Anda di masa depan.

Past Present Future.Neon Art//Neon LOVE!!!

Comments

  1. RELATED sekali dengan kehidupan saya, terima kasih atas tulisan luar biasanya!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PERBEDAAN? KEBERAGAMAN?

Saya pernah bercerita di salah satu artikel beberapa hari yang lalu yang bisa kalian lihat  di sini . Di situ saya bercerita bahwa saya berhasil memasuki salah satu SMA yang favorite di kota saya, yaitu SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Untuk yang belum tahu mengenai sekolah ini, selain sistem pendidikannya yang cukup unik, sekolah ini juga diminati tidak hanya oleh anak-anak Jogja, tetapi juga oleh banyak anak-anak dari banyak pulau. Jadi perasaan yang muncul dalam diri saya saat memasuki sekolah ini adalah kaget dan takut pastinya. Kaget karena selama ini saya bersekolah di sekolah yang mayoritas adalah anak dari kota saya sendiri dan sekarang saya dihadapkan pada sekolah yang isinya adalah anak-anak dari seluruh Indonesia, sungguh keberagaman yang bukan main. Rasa takut juga datang dalam diri saya karena melihat suasana baru dalam sekolah ini saya menjadi minder dan khawatir jika kedepannya saya tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru saya kemudian saya menjadi tidak memi

Melatih Kesabaran. Apakah Sebegitu Pentingnya? (Bagian 1)

Sebagai seorang laki-laki tentu saya harus tahu dan bisa mengendarai kendaraan bermotor. Saat SMP kelas 2 saya mulai belajar untuk mengendarai motor bersama dengan supir saya. Saat itu tidak perlu waktu lama saya sudah bisa menguasainya, tinggal prakteknya saja di jalan raya langsung karena saat itu saya hanya latihan di dalam perumahan yang sepi. Akhirnya saya beranikan diri untuk mencoba mengendarai motor tersebut di jalan raya, namun saat itu masih dalam pengawasan supir saya. Awalnya saya merasa sangat kesusahan karena harus lincah dan gesit untuk menghindari kendaraan lain yang berlalu-lalang. Tapi penyesuaian itu tidak berlangsung lama, dengan rajin latihan hampir setiap hari akhirnya saya menjadi terbiasa mengendarai motor di jalan raya. Pada awalnya saya membawa motor dengan santai tanpa menghiraukan sekeliling yang ingin mendahului. Namun lama-kelamaan hal itu mengganggu saya dalam berkendara, apalagi jika yang menyelip adalah orang-orang yang ugal-ugalan. Setelah saya m