Skip to main content

PERBEDAAN? KEBERAGAMAN?

Saya pernah bercerita di salah satu artikel beberapa hari yang lalu yang bisa kalian lihat di sini. Di situ saya bercerita bahwa saya berhasil memasuki salah satu SMA yang favorite di kota saya, yaitu SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Untuk yang belum tahu mengenai sekolah ini, selain sistem pendidikannya yang cukup unik, sekolah ini juga diminati tidak hanya oleh anak-anak Jogja, tetapi juga oleh banyak anak-anak dari banyak pulau.

Jadi perasaan yang muncul dalam diri saya saat memasuki sekolah ini adalah kaget dan takut pastinya. Kaget karena selama ini saya bersekolah di sekolah yang mayoritas adalah anak dari kota saya sendiri dan sekarang saya dihadapkan pada sekolah yang isinya adalah anak-anak dari seluruh Indonesia, sungguh keberagaman yang bukan main. Rasa takut juga datang dalam diri saya karena melihat suasana baru dalam sekolah ini saya menjadi minder dan khawatir jika kedepannya saya tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru saya kemudian saya menjadi tidak memiliki teman. Saya selalu berpikir apakah saya bisa survive di sekolah ini tanpa adanya kendala selama 3 tahun kedepan.

Diversity Illustration on Behance

Benar saja di awal semester di kelas 1 ini saya merasa agak susah untuk meradaptasi dengan lingkungan seperti ini, apalagi bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah yang berbeda. Butuh waktu untuk saya bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan saya, dan selama waktu itu saya banyak berdiam diri, merenung, menyendiri, paling-paling hanya bermain dan pergi ke kantin bersama teman-teman saya yang sudah dekat sejak SMP, itu saja tidak setiap saat. Bisa dibilang saya menjadi diri saya yang lain saat itu, dari saya yang biasanya berisik, ceria, dan penuh semangat, tiba-tiba menjadi saya yang pendiam dan suka menyendiri.

Keadaan ini untungnya tidak bertahan lama karena saya dengan berjuang keras akhirnya bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan orang-orang baru. Saya sudah bisa bersenang-senang dan bersenda gurau bersama teman-teman baru saya. Dari situ perasaan cemas dan takut perlahan-lahan mulai tertutup dengan rasa bahagia saya bersama teman-teman baru di sini. Saya merasakan kebahagiaan saat saya berhasil berkenalan dan bermain dengan teman baru, bersenda gurau, dari situ saya juga jadi semakin mengetahui budaya mereka, agama mereka, dan saya senang karena saya bisa belajar banyak dari mereka.

Dikarenakan dari SMP teman-teman main saya hanya orang-orang yang berada di kota saya dan di sekolah pun teman-teman saya mayoritas dari kota saya, maka pemikiran saya tentang perbedaan dan keberagaman masih sangat tertutup. Saya menganggap keberagaman itu mengganggu dan tidak ada indahnya sama sekali, sampai saya menemukan lingkungan yang seperti itu, pemikiran saya menjadi lebih terbuka. Saya senang karena selain bisa belajar banyak dari mereka, saya juga jadi mempunyai banyak relasi di berbagai daerah di Indonesia kedepannya.

Hand, United, Together, People, Unity, Team, Teamwork

Tidak terasa 1 tahun berlalu, walau saya senang sudah bisa beradaptasi, namun tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tetap saja ada satu atau dua orang yang memang tidak cocok dengan saya. Orang-orang yang tertutup, suka menyendiri, atau seperti orang-orang yang terlalu nakal untuk ukuran anak remaja. Tetapi di sini saya tidak pernah mempedulikan itu karena masih banyak ikan di laut, sama seperti itu, masih banyak orang lain yang bisa diajak berteman selain mereka. Yah namanya juga perbedaan maka saya juga tidak bisa memaksakan kehendak saya untuk merubah semua orang, merubah lingkungan saya menjadi seperti apa yang saya inginkan. Justru karena perbedaan inilah lingkungan sekitar saya menjadi penuh warna.

COBA PIKIRKAN...

Seperti layaknya sebuah taman bunga, coba bayangkan jika di taman tersebut hanya berisikan satu jenis bunga saja, pasti kalian akan merasa bosan dan tidak tertarik. Bandingkan dengan di taman tersebut berisi setidaknya ada 15 jenis bunga yang disebar, maka kalian pasti akan mengatakan bahwa taman tersebut sangat cantik dan sangat menarik untuk dikunjungi. Begitu pula saat kita berbicara tentang perbedaan, hal ini merupakan sesuatu yang sangat indah dan tidak bisa kita tolak. Ia yang di atas menganugerahi kita perbedaan seperti ini agar hidup kita tidak monoton seperti itu-itu saja, agar hidup kita lebih berwarna, agar hidup kita menjadi bermakna. Secara tidak langsung kita dituntut untuk saling membantu dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya secara kita merupakan makhluk sosial.

Baca juga: Uneg-Uneg Saya Memiliki Saudara Kandung

Sampai akhirnya saya lulus dari SMA ini, saya merasa bersyukur karena sejak SMA saya sudah dapat merasakan hidup di lingkungan yang baru, lingkungan yang dipenuhi keberagaman dan perbadaan, lingkungan yang memiliki budaya yang unik-unik dan berbeda satu dengan lainnya. Hal ini membuat saya menjadi tidak ada perasaan kaget, takut, dan cemas lagi saat memasuki dunia kuliah yang juga dipenuhi dengan keberagaman dari berbagai daerah. Dengan saya memasuki kuliah, tentu pemikiran saya juga sudah semakin dewasa, oleh karena itu sekarang saya sudah lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, kemudian saya juga menaruh respect yang besar terhadap keunikan dari perbedaan dan keberagaman yang ada.

Uniformity vs. diversity  Free downloadable classroom poster at the link.  Elise Gravel | author รข€“ illustrator #diversity #downloada #Free #Uniformity

Saya membaca di salah satu buku dari Bhante Dhira Punno yang berjudul "Kopi Toleransi" dan saya menemukan kata-kata yang menarik hati saya, yaitu "Perbedaan adalah keharmonisan. Perbedaan adalah kekuatan dan keunikan dalam keberagaman. Perbedaan adalah keindahan dalam taman kebersamaan. Secangkir kopi tak membedakan ras, budaya, atau agama penikmatnya". Seperti kutipan di atas katakan bahwa secangkir kopi tak membedakan ras, budaya, atau agama penikmatnya, demikian pula seharusnya kita sebagai manusia tidak membedakan satu dengan lainnya, berusaha untuk saling melengkapi sehingga tercipta hidup yang penuh makna, aman, damai, dan sejahtera tanpa permusuhan.

Comments

Popular posts from this blog

Siap Mental dan Hati, Menghadapi dan Menerima "PERUBAHAN"

Saya memiliki sebuah pengalaman yang mungkin banyak diantara pembaca sekalian yang juga mengalami hal serupa. Saya memiliki seorang teman yang bisa dianggap sudah sangat dekat dan sudah saya anggap seperti kakak sendiri. Kami berada di sekolah yang sama, bahkan sampai berada di kelas yang sama selama 2 tahun berturut-turut. Susah senang kami lewati bersama dan banyak waktu kami habiskan berdua melakukan aktivitas-aktivitas mulai dari yang berfaedah sampai hal-hal yang tidak jelas sekalipun. Terkadang kami secara random akan membuat rencana untuk bertemu dan bersama berkeliling kota menggunakan motor tanpa arah dan tujuan hanya untuk menikmati suasana kota sambil berbincang. Saat masa SMA dimana kami berada di kelas yang sama, kami menjadi semakin sering bersama, ia sering main ke rumah saya sepulang sekolah atau saya yang bermain ke rumahnya. Disana kami melakukan banyak hal seperti belajar, mengerjakan tugas, makan bersama, bermain game bersama, nonton film bersama, dan jika kon

Melatih Kesabaran. Apakah Sebegitu Pentingnya? (Bagian 1)

Sebagai seorang laki-laki tentu saya harus tahu dan bisa mengendarai kendaraan bermotor. Saat SMP kelas 2 saya mulai belajar untuk mengendarai motor bersama dengan supir saya. Saat itu tidak perlu waktu lama saya sudah bisa menguasainya, tinggal prakteknya saja di jalan raya langsung karena saat itu saya hanya latihan di dalam perumahan yang sepi. Akhirnya saya beranikan diri untuk mencoba mengendarai motor tersebut di jalan raya, namun saat itu masih dalam pengawasan supir saya. Awalnya saya merasa sangat kesusahan karena harus lincah dan gesit untuk menghindari kendaraan lain yang berlalu-lalang. Tapi penyesuaian itu tidak berlangsung lama, dengan rajin latihan hampir setiap hari akhirnya saya menjadi terbiasa mengendarai motor di jalan raya. Pada awalnya saya membawa motor dengan santai tanpa menghiraukan sekeliling yang ingin mendahului. Namun lama-kelamaan hal itu mengganggu saya dalam berkendara, apalagi jika yang menyelip adalah orang-orang yang ugal-ugalan. Setelah saya m